See My World!

If u donn’t undersatand my word
so how can u read my mind...

Friday, February 17, 2012

CRY (Fall Then Raise Again)



Titik terendah dalam hidup saya. Dimana saya menutup pintu kamar serapat-rapatnya. Berharap tiada yang tahu. Tiada yang mengerti.
Saya menangis.
Rasanya berisak sendu di dalam ruangan fundamental ini, membuat saya bisa meluruhkan racun pikiran saya. Berurai sejadi-jadinya.
Dosakah sedu sedan itu?
Saya yakin, semua orang pernah menangis, hampir semua. Kehilangan, kekalahan, kekalutan, kebingungan, penyesalan, kesepian, kegagalan, bahkan asmara. Semuanya sama, membawa hati ke curuknya yang terdalam.

Bahkan suri tauladan kita, sang pemimpin umat, akhlakul kharimah sepanjang perhidupan, pernah menangis dalam detikan jantungnya. Dia menangis saat bermunajat dalam mihrabNya.
Orang biasa menangis karena hal-hal biasa. Orang kecil menangis karena hal-hal kecil. Orang remeh menangis karena hal-hal remeh. Orang besar, sukses, berhasil, menangis karena hal-hal yang besar. Begitupun dengan Rasulullah!
Dan saya.
Saya menangis karena saya tertekan, marah dalam kebiadaban hidup saya. Terpekur menyalahkan diri, bersedu karena rasa yang menyesakkan. Keberadaan saya dalam lingkup dosa ; yang tidak bisa dinalar dalam semestinya.
Saya melihat guratan wajah itu, sedang berdiri di pintu kamar saya. Menatap saya dengan dingin. Sayu.
Dia mungkin tidak berkata-kata, tapi sorotnya, sukses membuat saya dalam rasa penyesalan hingga kini. Saya mencintai dia. Laki-laki yang mungkin kurang shaleh, tidak kaya, tidak berilmu tinggi, tapi dia, adalah laki laki juara satu saya. Laki-laki paling berpengaruh dalam kehidupan saya. The dearest one in life! Anymore…

The miracle of tears is saying good bye to the sorrow.
Sejatuh-jatuhnya Anda dalam kubangan lumpur sesal, Anda tetap akan berdiri. Hanya saja, hal itu terpengaruh dari seberapa kuat Anda berusaha atau mungkin Anda malah berdiam diri ; membiarkan diri Anda terlarut hingga mati!
Menyayat daging hingga menderai darah. Terlalu banyak orang yang saya temui dengan perilaku gila itu. Mereka mencedera, bertantang pada hal kecil yang tidak dipertantangkan.
Tentu saja, saya menuliskannya karena saya melihatnya. Berhubungan dengan mereka! Mengobok-obok kehidupan mereka ; yang mereka sebut Biadab!
Saya mengerti, mereka berada pada titik terendah dalam hidupnya. Tapi, bukankah itu tindak yang melenceng dari jalur semula?
Rabb menciptakan air mata sebagai pembasuh luka. Alcohol dalam perih. Morfin dalam sakit. Lalu mengapa luka harus ditutupi dengan luka? Bukankah, menangis itu sudah cukup?
Air mata adalah seperti pembius mujarab anti karat. Bukan bermaksud mengungguli ilmuNya, tetapi saya pernah membaca artikel tentang sebuah penelitian yang membuktikan bahwa 85% wanita dan 73% pria berkurang kesedihan dan kemarahannya setelah menangis. Terlepas dari takdir, orang yang sering menghujani pipinya dengan lelehan air mata, memiliki rentang usia yang lebih panjang dari orang-orang yang jarang (bahkan mungkin tidak pernah) menangis.
Dan lelehan kristal itu, adalah toxin yang membuat Anda lebih kuat. Have more strength, to face this world. Ready!
Tears to fight :

1.  Admin it! It’s real.
Terkadang sebuah kemarahan, kegagalan, ujian dan  tantangan yang tak bisa ditentang, sulit diakui dan bahkan kita tidak ingin memaknainya. I’m Okay. Dan selanjutnya hati Anda berkata “Trust Me, I’m Not Okay”. Sebuah kesenjangan pikir karena Anda tidak ingin terlihat lemah! Ringkah! Parah!
Akuilah, rasa sakit itu ada. Akuilah, Anda sedang menangis sejadi-jadinya. Akuilah, Anda berada dalam jurang jebakan antara mimpi dan realita.
Menangislah!
Menangis sampai tertidur jika itu membuat Anda lega. Enjoy this sorrow for a while, just for one night! Anggap, itu adalah sebuah charger ; penghentian sementara untuk menyusun energi baru, yang tak terpatahkan.

2.  It’s not the end.
Bukan akhir dari dunia. Perasaan manusia terus berganti, seiring detik waktu yang kian berlari. Kencang menembus gilang gemintang, gulita persinggahan. Di tengah gairah hidup yang memuncak, jaya tanpa retak, kita disentuh dengan takdir yang menyentak. Sekalipun kejayaan digadang-gadang, melayang di atas awan terang, sesekali kita perlu “turun kembali” ke bumi. Untuk sekedar menghela nafas. Tidak terlalu jauh berkelana pada kebahagiaan. Hidup itu dunia! Dunia itu perlu dihidupkan!

3.  Fall, then rise again.
Roda itu adil. Membawa kita berada di puncak, dan menghempaskan kita ke dasar. Tenggelam! Tapi bukankah itu yang namanya hidup? Hidup dalam perhidupan yang tak terprediksikan. Berjalan tanpa tahu apa yang akan menghadang. Jatuh, berdiri, maju, mundur, tanpa kalkulasi merinci. Itulah hidup.
Jangan berlama-lama, buka jendelamu, sinar mentari yang menghangat, siap menyambutmu menjadi ilalang liar yang tak peduli dengan kerasnya kehidupan. Yang penting hidup! Hidup dalam dunia yang hidup!
Fall, then Rise again!

Wednesday, February 8, 2012

#13 Rain Read Me :')






Bulir demi bulir membasahi dedaunan layu. Membersihkan debu di permukaannya, dan menampakkan warna hijau yang segar.

Kutatap langit yang abu, meratap di sana…

Jika banyak dari mereka yang menghindari hujan, maka aku tidak. Aku menatap hujan, membelai kristal-kristalnya, meratap bersamanya, kemudian menangis diiringinya…

Dan akhirnya, tersenyum…

Saat aku mulai bisa meluruhkan amarah ini bersamanya, aku mengerti, bahwa hujan itu mengertiku…

Lalu aku mendongak lagi, mencoba berbisik. Lirih.

Mencoba berkata, dan kemudian berteriak.

“Sudah kubilang sejak awal, AKU TIDAK BERHAK!!!”

Meluruh. Tubuhku terurai lemah. Tatapanku merapat. Nanar.

Tidak, bukan aku ingin menyalahkan Tuhan. Tapi aku hanya ingin memohon padaNya.

Jika ini mimpi, bangunkanlah. Jika ini nyata, hindarkanlah. Jika ini abstrak, jelaskanlah. Jika ini benar-benar nyata, rubahlah.

Takdirku bukan lagi menjadi takdir. Aku bukan lagi menjadi aku. Seberkas bayang itu bukan lagi bayang itu.

Aku menunduk…

Langit semakin mengelabu, kuberjalan semakin mendekat, dan aku…

BASAH SEKARANG…

Ayolah Tuhan, dia bukan untukku…

*for the rain, who always can read my mind*

Tuesday, February 7, 2012

#12 Bubbles "Pen Pal Letters in English"


Pati, 4th November 2010




Dear Park Jun She,

Hi…
How are you? Here, I’m very well. I hope you fine, too. May God always bless you.

Do you still remember me? Do you still make fantastic short story? I know you very like do it. Do you still remember about our short story? We ever made it in the our first meeting, at the Short Story Contest. I still remember it. You’re my first friend who likes to making the short story. Can you send your short story for me? I really wait it.
Three years, we hadn’t seen. Three years we hadn’t played and made our short story together. I miss you so. I hope, we can play and laught together.
Oh, I have an idea. Next holiday, my father have a work and he must go to Seoul. I will follow him to go to Seoul and we can meet later. Please pick me up at the Korean Airlines. I will wait you at the airport. Waw, I’m not patient to see you later. Do you?

Ok, Jun She. I wait your reply. Don’t forget !
Thank you.



Your Beloved Friend,





                                                                                                       Fitriana

#11 Bubbles "Contoh Pidato Bahasa Indonesia"



Assalamualaikum Wr. Wb.
            Salam sejahtera bagi kita semua.
            Yang terhormat Ibu Sri Murtini Penguji 1 Ujian Praktek Bahasa Indonesia SMPN 01 Kayen
            Yang terhormat Ibu Sudarsi Penguji 2 Ujian Praktek Bahasa Indonesia SMPN 01 Kayen
            Dan teman-teman yang saya sayangi.
            Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kita dapat berkumpul disini dalam keadaan sehat wal ‘afiat tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
            Pada kesempatan ini, saya akan berbicara tentang Film Asing, Hiburan sekaligus Media Pendidikan. Sebelumnya, apakah Hiburan itu? Hiburan adalah suatu kegiatan atau suatu hal yang bisa menghilangkan rasa jenuh, lelah serta bosan. Dan apakah Media Pendidikan itu? Media Pendidikan adalah sesuatu yang bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan.
            Hadirin yang terhormat, kita sebagai pelajar, dituntut untuk belajar setiap hari. Adakalanya, kita merasa jenuh dan bosan. Tetapi semua itu harus kita kendalikan agar rasa jenuh tersebut tidak berlarut-larut dan bisa menyebabkan rasa malas dalam melakukan sesuatu terutama belajar. Untuk itu kita membutuhkan sesuatu yang bisa menghilangkan rasa jenuh tersebut, yakni hiburan.
            Hiburan hampir menjadi kebutuhan pokok manusia. Setiap hari, manusia membutuhkannya untuk melepas rasa lelah setelah melakukan berbagai aktivitas. Salah satu hiburan yang multiguna adalah menonton film-film luar atau film-film asing. Film asing, selain menjadi hiburan yang menyenangkan juga bersifat edukatif. Bagaimana tidak? Dalam sekali menonton film asing, tanpa sengaja, kita telah belajar lebih dari 300 kata asing beserta terjemahannya. Kita juga bisa mengetahui budaya asing dan pola hidup manusia di tempat yang berbeda.  Tetapi, film asing juga memiliki dampak negatif. Misalnya, budaya barat yang melanggar norma-norma budaya kita.
            Oleh karena itu, kita harus memiliki benteng, prinsip serta filterisasi yang kuat agar kita tidak mudah terombang-ambing dalam arus peradaban yang semakin menjauh dari norma-norma yang berlaku. Dan supaya kita bisa memanfaatkan teknologi dengan semaksimalkan mungkin.
            Dari uraian saya di atas, dapat disimpulkan bahwa film asing adalah hiburan yang bersifat edukatif dan memiliki segi positif dan segi negatif. Jika kita memiliki prinsip   dan  filter   yang   kuat,   kita   bisa   memaksimalkan   segi   positifnya  dan meminimalkan segi  negatifnya.  Untuk itu, sebagai generasi penerus bangsa  yang dituntut untuk selalu berpikir kritis, marilah kita memperkuat filterisasi terhadap arus globalisasi yang semakin menggila. Karena seorang pemenang, bukanlah orang yang mampu membuat sebuah teknologi canggih. Tetapi seorang pemenang adalah orang yang mampu menganalisa dan memanfaatkan teknologi canggih yang telah tersedia.
            Sekian yang dapat saya sampaikan. Jika ada tutur kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf. Akhirnya, terima kasih dan,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.