See My World!

If u donn’t undersatand my word
so how can u read my mind...

Saturday, February 4, 2012

#6 Bubbles Journalist Camp


Diawali dengan pagi yang lengang. Kendaraan sudah menyusut drastis. Dan hatiku berdegup menderu kencang.
Nafas kutarik dengan panjang. Aku membonceng Nabila, temanku yang hobby-nya bermain-main dengan degupan jantung di dadanya.
Pukul 07.06.            
Berharap-harap cemas agar satpam di belakang gerbang sedang mengalami keberuntungan. Hingga dia bisa dengan bahagia membukakan pintu gerbang untuk kami.
Di depan gerbang, debaran di dada dengan seketika lenyap disusul dengan hembusan nafas panjang. Lucky! Gerbang belum ditutup dan kami memasuki pelataran sekolah dengan angkuh—karena sudah hampir terlambat dan entah kenapa kami merasa bangga :o—
Melongok ke berbagai arah karena jelas tujuanku dengan Nabila berbeda. Dia akan mengikuti pelajaran olahraga, sementara aku akan mengikuti sebuah workshop journalist yang diselenggarakan oleh alumni 85 di sekolah kami.
Acara ini, diperuntukkan bagi 10 wakil dari masing-masing divisi.
Dan aku, adalah salah satu anggota radio di sekolah kami.
Aku melangkah menghampiri aula dengan tenang. Aku bersama tiga temanku lain, yang biasa menyebut diri kami “SIFAFIMI” (Shinta, Fisa, Fitri, dan Umi). Nama itu terimajinasi saat guru bahasa inggris memberi kami tugas untuk membuat sebuah advertisement. Dan kami pun membuat hotel advertisement dengan nama Sifafimi Hotel. Haha, sungguh. Ini terlihat gila!
Setidaknya itulah impian kami. Membangun sebuah hotel milik bersama di sebuah lahan dekat Kuta Beach. Sifafimi Hotel. :) so interesting, right?
Back to the point. Aku harus melakukan registrasi sebelum bisa memasuki aula gedung sekolah. Lalu setelah itu aku diberi stopmap warna kuning (favorite color for this time!). Dan teman-temanku, tentu saja, juga memilih stopmap warna kuning dibandingkan stopmap warna lainnya.
Terkadang, kami memang sangat kompak.
Tapi terkadang lagi, tidak ada yang mau mengalah di antara kami jika kami sedang berdebat argument.
Jam-jam pertama, really enjoy. Aku mendengar penyuluhan tentang bagaimana ber”broadcast” dengan baik.
Ternyata, hal paling mendasar—yang juga sering kualami—dalam broadcasting adalah moody. Saat kita sedang have good mood, tentu aja saat broadcasting, kita bakalan mutrein lagu-lagu nge-bit dan lagu-lagu jazz yang enak didengar. Tapi saat bad mood, pasti dengan sendirinya kita bakal muterin lagu-lagu galau, putus cinta, perselingkuhan dan lain-lain yang sejenis.
Dan saat kudengar bahwa itu “manusiawi”, jantungku berdegup lega. Artinya, aku normal kan!
Setelah itu, sebelum broadcast, kita juga harus menyiapkan konsep dan yang lebih baik, kita mempunyai buku broadcast yang kita isi dengan konsep-konsep kita saat kita siaran.
Disiplin dan responsible adalah dua dari banyak tips yang kudengar hari ini. Kata DJ Tita, keterlambatan 15 menit saja, itu berarti kita sudah merugi. Bayangkan saja, dalam 15 menit kita bisa berbicara di depan microfon dan dapat menyetel 3 lagu.
Nah, kalo misalnya, ada yang mengefans kita sampai-sampai fans itu freak banget, dia bakal kecewa banget tuh udah kita tinggalin selama 15 menit.
Pembicara kedua, berasal dari Kompas. Aku nggak begitu tertarik. Karena dia lebih suka membicarakan tentang politik. Politik, ah sama sekali tidak berminat!
Setelah beberapa lama bercuap-cuap, akhirnya kita istirahat juga. Aku suka dengan coffee break-nya.
Karena aku, pengagum berat sama yang namanya “KOPI”
Menurutku, kopi itu seperti heroin merk-ku sendiri. Dan menikmatinya adalah hal yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Oke, kunamakan itu dengan “the sense of drinking coffee”. Hanya dengan segelas kecil kopi, itu sudah membuatku jauuuuuh lebih tenang.
Apalagi pas hujan-hujan kaya tadi! So sweet deh kalo waktu dihabisin buat pacaran dengan “kopi”.
Oke, coffee break dan isoma selesai.
Kami melanjutkan acara itu hingga sore hari. Dengan agenda, imajinasi visi dan harapan untuk media journalist kami 5 tahun ke depan, disusul dengan pembuatan madding per kelompok.
Tapi sayang, time is out.
Dan akhirnya, madding pun nggak bisa diselesain hari ini dan harus dikumpuli Senin depan. Tapi gapapalah. Tetap enjoy kok.. :)
The ending, kami berfoto ria bersama dengan alumnus 85 dan mengakhiri hari itu dengan senyum :)
#written to remember my first way to reach my dream#

No comments:

Post a Comment