See My World!

If u donn’t undersatand my word
so how can u read my mind...

Tuesday, February 7, 2012

#7 Bubbles "Peradaban Lembah Sungai Nil"


A. Letak Sungai Nil
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6650  kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur.
Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia danMesir.Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan,batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.
Mungkin Anda bertanya mengapa sungai Nil selalu mengalir sepanjang tahun? Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya. Tetapi secara ilmiah, sekalipun musim panas sungai Nil tetap mengalir. Air tersebut berasal dari gletser yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile).
B. Peradaban Mesir
Mesir terletak di benua Afrika. Secara geografis sebelah baratnya berbatasan dengan Libia, sebelah timur berbatasan dengan Laut Merah, sebelah utara berbatasan dengan Laut Tengah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Sudan. Di antara Laut Tengah dan Laut Merah terdapat Terusan Suez yang menghubungkan pelayaran Eropa dan Asia.
1) Sistem Pemerintahan
Kerajaan Mesir diperintah oleh seorang raja yang bergelar Pharaoh atau Firaun, yaitu nama dinasti yang menurunkan raja-raja berikutnya. Rakyat menganggap raja adalah dewa dan kekuasaan raja sangat mutlak. Selain sebagai raja, Firaun juga merupakan kepala agama dan panglima perang. Pusat pemerintahan Mesir berada di kota Menphis.
·         Kerajaan Mesir Tua (3400-2160 SM)
Zaman kerajaan Mesir tua dimulai dari didirikannya perkampungan kecil di sekitar sungai Nil. Berabad-abad kemudian, perkampungan tersebut menjadi sebuah kerajaan yang disebut dengan  mones. Mones berkembang menjadi dua buah kerajaan besr yaitu Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Pada masa kerajaan Mesir Tua terdapat banyak raja yang memerintah di Mesir, antara lain adalah Raja Menes, Chufu, Chepren, Menkaure, Pepi I, dan Pepi II. Pada masa pemerintahan Pepi II kekuatan Mesir melemah. Kerajaan Mesir terpecah menjadi kerajaan kecil-kecil. Hal itu disebabkan oleh adanya perpecahan di antara kalangan bangsawan yng berdampak pada ketidakstabilan di Mesir.
·         Kerajaan Mesir Pertengahan (2160-1788 SM)
Raja pertama yang berhasil mempersatukan Mesir kembali adalah Sesotris III. Selain berhasil mempersatukan Mesir, ia juga berhasil melakukan ekspansi ke wilayah Sudan, Palestina, dan Sichem. Di tangannya, Mesir berkembang pesat dalam bidang perekonomian. Hal ini, semakin dikembangkan oleh raja berikutnya, yaitu Amenemhet III. Ia membawa Mesir menjadi wilayah yang makmur, tak kekurangan, bahkan mengalami surplus yang tidak sedikit. Tetapi, karena kemajuan dan perkembangan Mesir yang tergolong pesat, Mesir dijadikan sebagai sasaran empuk Bangsa Hykos. Bangsa Hykos mulai melakukan serangan di beberapa wilayah di Mesir dan berhasil menguasai Mesir.
·         Kerajaan Mesir Baru (1500-1100 SM)
Kerajaan Mesir yang dikuasai oleh Bangsa Hykos mencoba menyatukan pedang untuk mengusir Bangsa Hykos. Bangsa Mesir di bawah kerajaan Thebe menyerang Bangsa Hykos dan berhasil mengalahkannya. Dengan demikian, Bangsa Mesir kembali membangun peradabannya yang sempat terhambat. Pada masa ini, banyak raja yang memerintah Mesir dalam kurun waktu yang cukup lama. Tetapi, Mesir kembali mengalami kemunduran saat diperintah oleh Ramses III. Beberapa bangsa asing sempat menguasai Mesir dan sampai akhirnya pada abad 27 SM, bangsa Romawi berhasil menguasai Mesir seutuhnya.
2)      Sistem Kepercayaan
Masyarakat Mesir menyembah banyak dewa (politheisme). Dewa yang paling terkenal adalah Dewa Ra atau Dewa Amon, yaitu adalah Dewa Matahari. Selain itu, masyarakat Mesir juga mengenal Dewa Osiris, yaitu Dewa Hakim Para Roh, Dewi Isis (Dewi Kecantikan), Dewa Horus (Dewa Sungai Nil), Dewa Anubis (Dewa Kematian), Dewa Aris (Dewa Kesuburan) dan masih banyak lagi.
Selain memuji para dewa, masyarakat Mesir juga memuja para binatang seperti Ibis (Burung Bangau), Apis (Lembu Jantan), buaya serta kucing.
Wujud kepercayaan yang berkembang di Mesir berdasarkan pemahaman sebagai berikut:
·         Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
·         Yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan.
Jadi mereka dengan taat menyembah pada dewa karena masyarakat lembah sungai Nil mengharap jangan menjadi sasaran maut.
Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan jenazah yang disebut mummi. Dasarnya membuat mummi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindari dari kehendak dewa maut dan mereka mempercayai adanya kehidupan seteelah mati. Manusia ingin tetap hidup abadi. Agar roh tetap hidup maka jasad sebagai lambang roh harus tetap utuh. Yaitu dengan cara dibalsem dan diawetkan.
3)      Sistem Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Masyarakat Mesir telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup maju. Diantaranya adalah ilmu astronomi, ilmu ukur, ilmu kimia dan fisika, keterampilan memahat, mengolah logam, membuat perhiasan, dan lain lain. Semua itu dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan kuno yang masih tetap kokoh berdiri sejak ribuan tahun yang lalu, sistem penanggalan kalender yang sudah berdasar pada perputaran bumi terhadap matahari, bekas peninggalan alat-alat rumah tangga dari logam, dan adanya pengawetan mayat menjadi mummi.
4)      Seni Bangunan
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematikageometri dan arsitektur.
Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramidakuil, dan obelisk yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.
Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat sphinx, yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi sphinx adalah penjaga piramida.
Bangunan kedua adalah kuil. Kuil berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra.
Satu lagi bangunan khas Mesir adalah obelisk. Obelisk adalah tiang batu yang ujungnya runcing sebagai lambang pemujaan kepada roh. Obelisk juga dipakai sebagai tempat pencatatan kejadian-kejadian.
5)      Aksara
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk, maupun daun papirus. Huruf hieroglyph terdiri atas gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan ini berkembang menjadi lebih sederhana dan kemudian dikenal dengan tulisan hieratic dan demotis. Tulisan hieratic atau tulisan suci ini dipergunakan oleh para pendeta. Sementara tulisan demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual beli.
6)      Ekonomi, Pertanian dan Pengairan
Lembah Sungai Nil yang subur dimanfaatkan untuk irigasi pertanian. Hal itu, membuat Mesir semakin makmur dengan hasil pertaniannya yang berupa gandum, sekoi atau jemawut, dan jelai. Yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
7)      Masyarakat
Masyarakat Mesir terdiri atas beberapa lapisan masyarakat. Lapisan pertama adalah para bangsawan, dan pendeta yang mempunyai hak-hak istimewa. Golongan kedua adalah masyarakat kelas menengah seperti pedagang kaya, pemilik tanah, pengusaha, dan sebagainya. Sedangkan golongan ketiga dihuni oleh rakyat biasa, seperti budak, buruh, petani, dan lainnya.

No comments:

Post a Comment